Sunday, December 17, 2023

FENOMENA KEDAI KOPI DALAM PERSPEKTIF AGIL TALCOTT PARSONS

  

kompasiana.com

BIOGRAFI

Sosiolog yang berasal dari Amerika Serikat ini lahir pada 13 Desember 1902 tepatnya di Colorado. Talcott Parsons merupakan salah satu sosiolog Amerika terpenting pada abad ke-20. Ia dikenal sebagai bapak Strukturalis-Fungsionalisme karena jasanya memperkenalkan sosiologi Eropa ke AS dengan menerjemahkan teks-teks penting para sarjana Eropa. Parsons menghubungkan disiplin ilmu sosiologi dengan psikologi klinis dan antropologi sosial. Ia  mendominasi sosiologi Amerika hingga tahun 60an.

Talcott Parsons lahir dari pasangan Edward Smith Parsons dan Mary Augusta Ingersoll. Ia dibesarkan dalam keluarga yang memiliki latar belakang intelektual dan religius. Ayahnya adalah seorang pendeta gereja Kongregasional, seorang profesor dan presiden dari sebuah perguruan tinggi kecil. In 1927, Parsons got married to Hallen Bancroft Walker with who he had three children. Talcott Parsons died in May 8, 1979 due to a heart stroke[1]. Tahun 1927, Parsons menikah dengan Hallen Bancroft Walker dan memiliki tiga orang anak. Ia meninggal di Amerika karena penyakit struk pada 8 Mei 1979 di usianya yang ke-76 Tahun.

Dalam dunia akademis, pemikiran Parsons sangat dipengaruhi oleh karya Weber. Hal ini terlihat dari sebagian disertasi doktoralnya membahas karya Weber. Tahun 1927, Parsons menjadi pengajar di Harvard sampai ia meninggal. Dalam jenjang kariernya, Parson terpilih menjadi Presiden The American Sociological Association. Semasa hidupnya Parsons telah menulis beberapa buku diantaranya adalah buku The Structure of Social Action (1937), The Social System (1951), dan Toward A General Theory of Action (1951). 

ESENSI TEORI TALCOTT PARSONS

Sebagai seorang sosiolog, Parsons menyumbangkan karya yang berpengaruh di banyak bidang sosiologi, termasuk studi tentang stratifikasi, keluarga, pendidikan dan agama. Parsons semakin dekat dengan perspektif sosiologi yang paling diasosiasikan dengannya yakni fungsionalisme struktural. Teori fungsional struktural merupakan salah satu teori yang terdapat dalam gugusan paradigma fakta sosial, dimana pandangannya lebih mengutamakan pada peran setiap struktur masyarakat dan pengaruhnya terhadap pola dan sistem dalam masyarakat.

Aliran funsional struktural percaya bahwa setiap bagian atau struktur dalam masyarakat fungsional (berfungsi) terhadap struktur yang lain. Artinya tidak satu bagian dalam masyarakat yang tidak memiliki fungsi dalam sistem kehidupan di masyarakat[2]. Fungsionalisme struktural memusatkan perhatian pada masyarakat pada umumnya bukan pada individu. Dalam fungsional struktural, masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang terdiri dari elemen-elemen yang saling berkaitan dan saling menyatu dalam keseimbangan. Perubahan pada salah satu bagian akan menyebabkan perubahan pola pada bagian yang lain[3].

Dalam buku terbittan tahun 1951 berjudul  “The Social System”, Talcott Parsons mengemukakan pokok pikirannya tentang konsep AGIL (Adaptation, Goal Atainment, Integration, Latency) yang merupakan pengembangan dari teori fungsionalisme struktural. AGIL merupakan syarat mutlak agar masyarakat, kelompok, atau organisasi selalu dalam keadaan yang harmonis. Jika tidak terpenuhi, maka sistem sosial akan terancam berakhir karena tidak mampu bertahan.

1.    Adaptasi (adaptation)

Sistem harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan menyesuaikan lingkungan itu dengan kebutuhannya.

2.    Pencapaian tujuan (goal attainment)

Sebuah  sistem  harus  dapat menjelaskan dan meraih tujuan utamanya. Goal menentukan  suatu  tujuan  dan  tujuan  tersebut  harus  dicapai  sesuai  dengan rancangan.

3.    Integrasi (integration)

Sebuah sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian yang menjadi komponennya. Sistem juga harus mengelola antar hubungan ketiga fungsi penting lainnya. Integration  penting  karena saling mempengaruhi satu sama lain.

4.    Pemeliharaan pola (latency)

Sebuah sistem harus bisa melengkapi, memelihara, dan memperbaiki, baik motivasi individu maupun pola-pola kultural yang menciptakan dan menopang motivasi itu[4].  Masyarakat harus mempertahankan nilai dasar serta norma yangdisepakati bersama.

Dalam konsep AGIL, apabila dalam masyarakat terjadi perubahan pada satu bagian (AGIL) akan menyebabkan ketidakseimbangan dan akan menciptakan perubahan pada bagian lainya. Jadi dapat disimpulkan teori AGIL milik Talcott Parsons semua elemen harus berfungsi atau fungsional agar masyarakat bisa menjalankan fungsinya dengan baik. 

FENOMENA KEDAI KOPI DALAM PERSPEKTIF AGIL TALCOTT PARSONS

Minum kopi saat ini menjadi suatu ritual wajib bagi sekelompok orang. Sering dijumpai pada  kedai kopi tulisan-tulisan yang menarik seperti, sudahkan anda ngopi hari ini? no coffee, no workee, tidak ada kelas dalam secangkir kopi, KOPI (Ketika Otak Perlu Inspirasi), kopi kita dan kata-kata, seperti kopi cinta itu soal rasa bukan kata, dan masih banyak kata-kata yang menunjukkan betapa banyaknya filosofi bijak dari secangkir kopi.

Nongkrong di kedai kopi kini menjadi sesuatu yang sering dijumpai di kota-kota besar bahkan sampai pelosok desa. Minum kopi kini sudah menjadi gaya hidup bagi sebagian orang Indonesia. Menurut data Organisasi Kopi Internasional atau International Coffee Organization (ICO) menunjukkan konsumsi kopi melonjak hingga 174 persen pada tahun 2016. HonestDocs[5], sebuah platform informasi kesehatan, menggelar survei nasional terhadap 9.684 orang Indonesia untuk menangkap pola kebiasaan minum menunjukkan bahwa 23% remaja berusia 12-17 tahun mengaku suka minum kopi. Ditemukan juga semakin bertambah usia, tingkat keseringan konsumsi kopi semakin meningkat. Sebanyak 23% responden lansia bahkan minum kopi setidaknya 11 gelas sehari. Hal ini menunjukkan bahwa fenomena minum kopi sudah merambah berbagai kalangan baik kalangan atas maupun menengah, dengan rentang usia remaja hingga dewasa.

Saat ini kopi menjadi salah satu minuman yang paling banyak dikonsumsi di dunia. Posisinya menjadi 5 besar tertinggi bersanding bersama air putih, teh, dan bir[6]. Alasan kopi menjadi minuman yang begitu banyak dikonsumsi diantaranya:

Dari segi histori, kebiasaan minum kopi di masa lalu hanya dianggap menjadi pembukti bahwa laki-laki sudah dewasa. Pada masa itu, minuman sempat mengalami genderisasi. Seperti wanita di identikan dengan minum teh, pria di identikan dengan minum kopi, dan anak-anak di identikan dengan minum susu. Lain dulu lain sekarang, saat ini minum kopi sudah bukan lagi pria dewasa, melainkan seluruh kalangan khususnya para remaja, baik pria maupun wanita semua. Hal ini menunjukkan bahwa kopi mampu beradaptasi dan menyesuaikan dengan kebutuhan perkembangan zaman. Seperti yang dituliskan Talcott Parsons bahwa untuk menjadi sebuah budaya, sistem (dalam hal ini minum kopi) harus mampu melakukan adaptation dengan lingkungan dan perkembangan zaman.

Bagi penikmat kopi, minum kopi bukan hanya sekedar minum. Perilaku menikmati kopi saat ini tidak hanya menjadi sebuah kebiasaan namun sudah menjadi budaya masyarakat. Dalam perilaku mengkonsumsi kopi ada makna tertentu dari setiap individu. Mulai dari menyantap makanan dan minuman, negosiasi bisnis, tukar pikiran dalam pekerjaan, reuni dengan kawan lama, sampai bincang-bincang non formal di pinggir jalan. Minum kopi di kedai kopi (ngopi) juga adalah aktivitas yang tak peduli status sosial, tanpa membedakan perbedaan jenis kelamin, strata sosial, usia atau apapun yang dapat menjadi penyekat kepopuleran sebutan ngopi ini. Makna minum kopi tidak hanya memenuhi kebutuhan nilai fungsi tetapi juga memenuhi nilai simbolik. Sehingga minum kopi tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup, tetapi sebagai alat untuk mengekspresikan diri. Dalam minum kopi seperti ada goal attainment bagi penikmatnya. Kebiasaan minum kopi saat ini sudah seperti gaya hidup.

Kehadiran kedai kopi yang terus meningkat membuktikan bahwa minum kopi bisa dinikmati dimanapun dan kapanpun. Kehadiran kedai kopi sebagai ruang publik yang akhirnya menimbulkan kenyamanan bagi masyarakat mendorong munculnya budaya ngopi di kalangan masyarakat.

Meningkatnya penikmat kopi saat ini mendorong lahirnya kedai-kedai kopi dengan segala hal bernuansa modern yang menawarkan kopi dengan berbagai jenis, rasa dan penyajiannya. Kedai-kedai kopi bernuansa modern dengan berbagai nama terkenal di dunia bermunculan di kota-kota Indonesia namun keberadaan kedai kopi modern tersebut belum mampu memusnahkan keberadaan kedai-kedai kopi tradisional yang telah duluan hadir. Kedai kopi tradisional saat ini bisa dikatakan masih unggul dan mencuri hati penikmatnya. Dari hal ini, bisa dikatakan bahwa terjadi integrastion antara kedai kopi tradisional dan modern. Integrasi ini bahkan saling mempengaruhi satu sama lain untuk menunjukkan eksistensinya kepada kalangan penikmat kopi. Menurut Parsons sistem (kedai kopi) mampu mengatur antar hubungan yang menjadi bagian-bagiannya.

Kedai kopi saat ini bisa di katakana melakukan latency (pemeliharaan pola) dengan saat baik. Aktivitas penikmat kopi saat berada di kedai kopi sangat beragam, mulai dari menikmati atau sekedar membeli aneka makanan dan minuman aktivitas konsumsi), berkumpul atau bersosialisasi dengan kerabat (aktivitas sosial), menyelesaikan urusan yang tidak selesai di balik meja kantor (aktivitas kerja), membuat rencana atau kesepakatan bisnis (aktivitas bisnis), belajar bersama maupun menyelesaikan tugas sekolah atau kampus (aktivitas belajar) hingga bersantai melepas lelah atau mencari hiburan (aktivitas hiburan). Beragam aktivitas tersebut dapat lihat di kedai kopi setiap harinya, bahkan kadangkala dalam durasi waktu yang cukup panjang. Kenyamanan saat berada di kedai kopi dengan segala fasilitas yang ditawarkan mampu tersebut menjadikan kedai kopi sebagai tempat yang diminati atau dianggap penting dalam menjalani aktivitas keseharian bagi penikmat kopi atau masyarakat pada umumnya. Ini juga terjadi bagi seseorang kurang menyukai duduk di kedai kopi, namun ketika ada saudara, teman atau rekan kerja mengajak beraktivitas di kedai kopi, seseorang akan datang berkunjung ke kedai kopi. Ini menunjukkan bahwa kedai kopi melakukan pemeliharaan pola (latency) yang diungkapkan oleh Talcott Parsons dengan sangat baik. Kedai kopi bisa melengkapi, memelihara, dan memperbaiki, baik motivasi individu maupun pola-pola kultural yang menciptakan dan menopang motivasi itu.  

Dari fenomena kedai kopi dalam konsep AGIL Talcott Parsons, terjadi perubahan dalam pola masyarakat pada satu bagian baik dilihat dari adaptasi, tujuan, interasi, dan pemeliharaan pola (AGIL). Perubahan satu bagian ini menyebabkan bagian lain harus mampu menyesuaikan diri agar tetap terjadi keseimbangan sehingga semua elemen berfungsi atau fungsional dan sistem (kedai kopi) bisa menjalankan fungsinya dengan baik.

Wahh ternyata AGIL yang ditinjau oleh Talcott Parsons pada masanya masih relevan dengan kebiasaan kita pada saat ini. Keren ya pemikiran para sosiolog. Mereka mampu melihat sebuah fenomena yang terjadi dimasyarakat. Nah TEMANSOS ada yang suka ngopi dak ni ?? kalau nonadeke suka bangat dengan kopi. Tapi ada catatannya, nonadeke buka penikmat kopi. Dalam konsep minum kopinya nonadeke, minuman panas tidak boleh dibiarkan sampai dingin. Sebelum kopi panas menjadi dingin, nonadeke langsung habiskan. Beda sama yang penikmat kopi, semakin dingin kopi semakin nikmat katanya. Bagaimana dengan TEMANSOS? Ditunggu komennya.



[1] Karrie Writes. 2015. Talcott Parsons: A Glimpse into his Personal Life. https://studymoose.com/summer-holiday-essay (diakses pada 21 September 2023)

[2] Farid Al Amin. 2017. Sidoarjo Dari Tinjauan Teori Fungsional Struktural Agil Talcott Parssons. SKRIPSI. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Hal 28-29

[3] George Ritzer, Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011). Hal. 21.

[4] Ade Herawati. Perubahan Sosial Masyarakat di Masa New Normal (Analisis Menggunakan Perspektif   Sosiologi Talcott Parsons). Jurnal Dinamika Sosial Budaya. Vol.25, No.2, Juni 2023, pp. 285-291

[5] Yayuk Widiyarti. 2019. Kian Banyak Orang Indonesia Minum Kopi, Berapa Jumlah yang Ideal?. Online. gaya.tempo.co

[6] Mustika Treisna Yuliandri. 2023. Kenapa Kopi Jadi Salah Satu Minuman Paling Banyak Dikonsumsi Di Dunia?. Online. ottencoffee.co.id