Sunday, April 10, 2016

TEORI KONFLIK MENURUT KARL MARX



BIOGRAFI

Karl Marx, lahir pada tanggal 5 mei 1818 di kota Trier daerah Rhein, di Prusia Jerman dari seorang ayah Hendrich Marx dan Henriette. Kedua orang tua Karl Marx berasal dari Yahudi. Heinrich Marx merupakan seorang pengacara yang cukup sukses di Prusia. Selain itu, Heinrich Marx juga seorang aktivis reformasi pada masanya. Karl Marx mewarisi kecerdasan yang luar biasa dari kedua orang tuanya. Karl Marx merupakan anak ketiga dari sembilan bersaudara.

Meski berasal dari keluarga keturunan Yahudi, tahun 1816 Heinrich Marx memutuskan untuk dibaptis menjadi seorang Kristen. Keputusan Heinrich Marx memeluk agama Kristen karena pada tahun 1815, terdapat peraturan yang melarang orang Yahudi untuk menduduki posisi krusial di masyarakat. Ibu Karl Marx baru ikut dibaptis setelah sang ayah wafat. Karl Marx dibaptis saat ia menginjak usia 6 tahun, beserta saudara-saudaranya. Meskipun Trier dikenal sebagai salah satu kota Katolik di Jerman kala itu, akan tetapi pengaruh gagasan liberal jadi lebih mudah masuk karena letaknya yang berbatasan dengan Prancis.

Dalam hal pendidikan,  Karl Marx hanyalah seorang siswa biasa, seperti kebanyakan siswa pada umumnya. Karl Marx melanjutkan kuliahnya di Universitas Bonn, Jerman. Dikampus inilah Marx mulai menonjolkan sikap pemberontakannya. Ia termasuk mahasiswa aktif dalam kehidupan akademis di kampusnya dan dikenal juga sebagai pemberontak, membuat onar, mabuk-mabukan, hingga berkelahi. Atas kejadian tersebut ia dipindahkan ke Universitas Berlin jurusan ilmu filsafat dan hukum. Di sinilah Marx mengenal ilmu filsafat dari G.W.F Hegel, seorang guru besar di Berlin. Masa kuliah, Karl Marx dipengaruhi Hegelianisme yang berjaya pada saat itu.

Pada tahun 1836, ketika Marx semakin bersemangat untuk terlibat secara politik. Marx diam-diam bertunangan dengan Jenny von Westphalen, seorang wanita dari keluarga terhormat di Trier yang usianya empat tahun lebih tua darinya. Jenny von Westphalen berasal dari keluarga kelas atas. Setelah menikah Marx bersama istrinya pindah ke Paris. Mereka dikaruniai enam orang anak, akan tetapi hanya tiga anak perempuannya hidup.

Marx meninggal dunia pada 14 Maret 1883 akibat karena penyakit radang selaput dada. Ia dimakamkan di London dan hanya ditandai menggunakan batu sederhana. Kemudian pada tahun 1954, Partai Komunis Inggris mendirikan monumen besar yang dihiasi patung Marx. Semasa hidup, Karl Marx meskipun dari tahun ke tahun mengalami deportasi dari berbagai negara. Mulai dari Prancis, Belgia, hingga Inggris. Walapun tempat hidupnya tidak menetap, Karl Marx tetap rutin menuliskan pemikiran-pemikirannya dan menerbitkannya melalui jurnal, surat kabar tempatnya bekerja, hingga menerbitkan sebuah buku.

Dikutip dari situs gramedia.com[1], berikut beberapa karya penting Karl Marx sendiri maupun karya yang dibuat bersama Engels.

1.      Tesis tentang Feuerbach (Marx, 1845)

2.      Kemiskinan Filsafat (Marx, 1847)

3.      Kerja-upahan dan Kapital (Marx, 1847)

4.      Prinsip-prinsip Komunisme (Engels, 1847)

5.      Manifesto Partai Komunis (Marx dan Engels, 1848)

6.      Upah Harga dan Laba (Marx, 1865)

7.      Masalah Perumahan (Engels, 1872)

8.      Kapital I, Kapital II, Kapital III (Marx, 1867 – 1894)


PERTENTANGAN KELAS DARI PERSPEKTIF KARL MARX

Karl Marx merupakan tokoh sosiologi dengan pemikiran yang luar biasa diantaranya Sosialisme, pertentangan kelas, kapitalisme. Dalam tulisan ini, kita mereview pandangan Karl Marx tentang kelas sosial dikemukakan dalam karya Comunist Manifesto. Konflik utama dalam masyarakat adalah adanya kelas sosial yang terlihat dari kaum kapitalis dan proletar. Menurutnya masyarakat di muka bumi ini selalu berjuang untuk keadilan antara si penindas dan si tertindas, si merdeka dan si budak, kaum bangsawan dan rakyat jelata, tuan dan pesuruh. Keadaan ini selalu ada dan tidak dapat di hindari. Akan ada perang terbuka untuk menghancurkan kelas penguasa.

Dalam pertentangan kelas Karl Marx melihat bahwa keberadaan manusia bukan ditentukan oleh sejarah kelahirannya atau ide-ide yang dimilikinya tetapi lebih banyak dikendalikan oleh faktor ekonomi yang dapat membuat manusia bertahan untuk hidup. Apabila kebutuhan ekonomi terpenuhi, maka manusia akan mampu memenuhi kebutuhan yang lain seperti hiburan, keluarga, kebutuhan akan seks, berwisata, dan lain sebagainya. Semakin banyak kebutuhan manusia, maka kebutuhan akan ekonomi akan semakin banyak.

Dengan adanya kebutuhan yang kompleks, maka manusia mencari peluang untuk bekerja. Manusia akan memiliki hubungan dengan masyarakat lainnya. Hubungan ini idealnya terjadi secara alami tanpa adanya benturan kepentingan. Tetapi dalam kelas sosial, semua hubungan akan terjadi apabila ada proses ekonomi di dalamnya. Adanya penguasaan akan sistem produksi atau hak kepemilikan tanah, maka akan menciptakan kelas pekerja bagi pencari kerja dan tuan tanah bagi pemilik modal. Hal inilah yang membuat terjadinya pembentukan kelas-kelas sosial. Adanya kelas sosial ini menciptakan krisis hebat dalam kemanusiaan yang akan memunculkan konflik sosial yakni konflik antar kelas. Kaum proletar harus melakukan perlawanan terhadap kapitalis yang menguasai tanah mereka[2].

Marx melihat konflik sosial terjadi antar kelas dari pada di antara individu. Hakikat konflik antar kelas tergantung pada sumber pendapat mereka. Kepentingan ekonomi mereka bertentangan karena kaum proletar memperoleh upah dari kaum kapitalis. Marx menegaskan, fungsi Negara tidak lebih dari penjagaan kepentingan-kepentingan kelas ekonomis yang berkuasa dengan jalan kekerasan. Pemerintah adalah sebuah manifestasi dan pertahanan dari kekuasaan ekonomi. Moralitas dan agama sebuah masyarakat adalah sarana bagi kelas yang berkuasa untuk mempertahankan kedudukannya dengan mempunyai ideologinya sendiri yang di terima sebagai kepentingan semua kelas. Dari sini Marx melihat bahwa masyarakat berproses dari primitive ke masyarakat perbudakan, feodalisme, dan akhirnya komonisme.

Karena menurut Karl Marx konflik antar kelas pada dasarnya terjadi karena upanya memperoleh akses terhadap kekuatan produksi maka satu-satunya cara yang ditempuh untuk mengatasi konflik antar kelas adalah dengan melakukan revolusi. Namun revolusi bisa terjadi jika dua hal, pertama kaum proletar harus menyadari dirinya adalah orang yang tertindas. Karena kesadaran menjadi sangat penting untuk menciptakan perubahan. Kedua adalah mereka harus mengelompokkan diri dalam satu wadah yaitu sebuah organisasi buruh.  Secara individual, buruh sulit memperjuangkan perbaikan nasibnya. Tetapi melalui organisasi mereka bisa memperjuangkan tuntutannya. Selain itu harus ada katup untuk mengontrol masyarakat. Karl Marx juga menegaskan apabila ada kontrol dari masyarakat, maka konflik bisa dihapus.


CONTOH KASUS PERTENTANGAN KELAS KARL MARX

                Menurut Karl Marx, kehadiran konflik pertentangan kelas didasarkan pada pemilikan sarana- sarana produksi. Dimana pemilikan sarana-sarana produksi tersebut menyebabkan adanya perbedaan hak kepemilikan atas sarana-sarana produksi yang dimiliki oleh setiap individu atau kelompok. Dan perbedaan kepemilikan itulah yang kemudian akan menjadi unsur pokok adanya pemisahan kelas di dalam masyarakat.

            “Barang siapa memiliki sarana produksi lebih besar, maka dialah yang akan menduduki kelas atas. Sedangkan barang siapa yang memiliki sarana produksi lebih sedikit atau bahkan tidak memiliki sarana produksi, maka dialah yang akan menduduki kelas bawah.”

            Contohnya: pada masa pemerintahan Soeharto, kita sebagai masyarakat dibuat tidak sadar akan kelakuan pemerintah yang saat itu dikategorikan sebagai kelas atas dan kita kelas bawah. Sehingga rakyat dibuat buta dan bisu oleh sistem yang telah dibuatnya, tidak bisa berperilaku bebas, terjadi pembungkaman aspirasi, bersuara sedikit langsung dibantai dan dilenyapkan, masyarakat kelaparan akibat krisis moneter yang melanda rakyat dengan tetap berkewajiban membayar pajak yang semakin mencekik rakyat, terjadi pembiusan publik dengan berbagai sumbangsih pemerintah yang menyesatkan di masa depan, dll.. hal itu menjadi bukti adanya eksploitasi terhadap rakyat oleh pemerintahan, seolah kita hanya menumpang hidup dan tidak punya hak apa-apa atas negara yang kita tempati ini, dengan setumpuk kewajiban yang harus tetap kita jalankan.

                Ketegangan hubungan antara kaum proletar dan kaum borjuis mendorong terbentuknya gerakan sosial besar, yaitu revolusi, yang pada akhirnya akan mengarah pada perubahan sosial di masyarakat. Ketegangan tersebut terjadi jika kaum proletar telah sadar akan eksploitasi kaum borjuis terhadap mereka. Sehingga memutuskan untuk mengorganisasi massa menjadi gerakan sosial yang besar untuk diarahkan pada perjuangan menuju prubahan sosial yang lebih baik, seperti yang mereka inginkan.

            Contohnya: dengan eksploitasi besar-besaran yang dilakukan oleh Soeharto terhadap rakyat Indonesia, membuat sebagian dari masyarakat sadar atas apa yang telah dilakukan Soeharto. Hal ini mendorong mereka untuk membentuk suatu gerakan sosial yang diprakarsai oleh Amin Rais dengan tujuan melakukan reformasi terhadap pemerintahan menuju konsep perubahan sosial yang lebih baik di masyarakat Indonesia. Ini tergolong bentuk perjuangan kaum proletar (kelas bawah) terhadap kaum borjuis (kelas atas).



[1] Fandy A. Biografi Singkat dan Karya-Karya Karl Marx. Online. https://www.gramedia.com/literasi/biografi-karl-marx/ diakses pada 29 Agustus 2023.

[2] Yohanes Bahari. Karl Marx: Sekelumit Tentang Hidup dan Pemikirannya. Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Humaniora. Vol. 1. No. 1. April 2010

5 comments: