Thursday, September 17, 2015

SOSIOLOGI PEMBANGUNAN (TEORI KETERGANTUNGAN)

SOSIOLOGI PEMBANGUNAN (Teori Ketergantungan)



PETA KONSEP







1.             Teori Modernisasi
Arief Budiman, (1994: 18) Teori Moderenisasi merupakan teori yang menjelaskan kemiskinan ini terutama disebabkan oleh faktor-faktor internal atau faktor-faktor yang terdapat di dalam negeri negara yang bersangkutan.
Secara teoritik, Teori Modernisasi melihat bahwa kemiskinan dan keterbelakangan yang terjadi di negara Dunia Ketiga terjadi karena faktor internal di negara tersebut. Karena faktor internal itulah kemudian negara Dunia Ketiga tidak mampu mencapai kemajuan dan tetap berada dalam keterbelakangan.
Teori modernisasi beranggapan bahwa kesalahan terletak pada negara-negara yang terbelakang tersebut. Keterbelakangan adalah akibat dari keterlambatan negara-negara tersebut melakukan modernisasi dirinya. Hubungan internasional dalam arti kontak dengan dunia luar bahkan dianggap membantu negara-negara ini, khususnya dalam pengenalan nilai-nilai modern, pemberian modal, pendidikan dan transfer teknologi (Arief Budiman, 1994:41).

2.             Teori Struktural
Arief Budiman, (1994: 41) teori ini menolak jawaban yang diberikan oleh teori modernisasi. Teori struktural berpendapat bahwa kemiskinan yang terdapat di negara-negara dunia ketiga yang mengkhususkan diri pada produksi pertanian adalah akibat dari struktur perekonomian dunia yang bersifat eksploitatif, dimana yang kuat melakukan eksploitasi terhadap yang lemah. Maka, surplus dari negara-negara dunia ketiga beralih ke negara-negara industri maju.
Menurut teori struktural perdagangan dunia yang bebas justru merupakan wadah  praktek eksploitasi ini perdagangan dunia yang bebas dapat diibaratkan sebagai persaingan antara dua tim sepakbola. Tim yang sukses dan lebih kaya, pada akhirnya akan membeli pemain-pemain terbaik dari tim yang lemah. Akibatnya, tim yang lemah bukan saja dikalahkan dalam persaingan, tetapi juga akan terus mundur dan akhirnya hancur, karena unsur-unsur yang paling potensial bagi tim ini untuk maju direbut oleh tim yang lebih kuat.
Teori Struktural merupakan teori yang memakai pendekatan struktural yaitu menekankan lingkungan material manusia, yakni organisasi kemasyarakatan beserta sistem imbalan-imbalan yang metrial yang diberikannya, perubahan-perubahan pada lingkungan material manusia termasuk perubahan teknologi. Lingkungan material ini dianggap sebagai faktor yang lebih penting daripada keadaan psikologi dan nilai-nilai kemasyarakatan yang ada dalam mempengaruhi tingkahlaku manusia (Arief Budiman (1994: 42). Dengan demikian dalam menjelaskan tingkah laku manusia dan gejala atau proses sosial yang terjadi, teori struktural mencari faktor-faktor lingkungan material manusia sebagai faktor yang menyebabkannya.
Dalam salah satu karyanya Marx dan Engels pernah menyatakan bahwa masa depan dari negara-negara terbelakang dapat dilihat pada negara-negara yang sudah maju. Itu berarti bahwa, seperti halnya teori modernisasi, Marx dan Engels mengikuti juga pandangan perkembangan unilinier dari proses pembangunan negara-negara di dunia ini. Negara-negara yang sekarang terbelakang dimasa depan akan seperti negara-negara maju sekarang (Arief Budiman, 1994:43).
Marx dan Engels menjelaskan sebagai berikut: melalui kemajuan teknologi dalam segala bidang, maka teknik produksi akan menjadi semakin canggih dan murah. Juga teknologi komunikasi makin berkembang, sehingga tidak bisa dihindari terjadinya hubungan antara negara-negara maju dan negara-negara terbelakang barang-barang murah dari negara maju tidak akan mampu ditolak oleh negara-negara terbelakang yang teknik produksinya masih ketinggalan jaman. Karena itu, semua negara akan terpaksa memakai cara berproduksi kaum borjuis. Kalau tidak, mereka akan hancur. Perkembangan kebudayaan berarti berkembangnya budaya kaum borjuasi ini. Perkataan kaum borjuis menciptakan dunia ini sesuai dengan apa yang dibayangkanya.
Oleh karena itu, tidak bisa dihindarkan lagi semua negara-negara didunia akan menjadi negara kapitalis. Semua borjuais didunia akan menindas kaum buruh. Karena itulah marx menyerukan supaya kaum buruh diseluruh dunia bersatu untuk menggulingkan sang penindas, karena kaum buruh (yang sudah sangat miskin dan tidak punya apa-apa lagi) tidak akan kehilangan apapun kecuali belenggu (kemiskinan) yang merantai dirinya.
Karena itu, salah satu kelompok teori yang tergolong kedalam teori struktural, yakni teori ketergantungan, lahir dari dua induk.induk yang pertama adalah seorang ahli ekonomi liberal: Raul Prebisch. Induk keduanya adalah  teori-teori Marxis tentang imperalisme dan kolonialisme,serta seorang pemikir Marxis yang merevisi pandangan Marxis tentang cara produksi Asia, yakni Paul Baran. Kedua induk ini adalah para pemikir pendahulu dari teori ketergantungan (Arief Budiman, 1994:44).

3.             KESIMPULAN
Yang melatarbelakangi teori ketergantungan adalah teori Moderenisasi dan teori Struktural. Dimana teori Moderenisasi melihat bahwa kemiskinan dan keterbelakangan yang terjadi di negara Dunia Ketiga  karena faktor internal di negara tersebut. Karena faktor internal itulah kemudian negara Dunia Ketiga tidak mampu mencapai kemajuan dan tetap berada dalam keterbelakangan.
Sedangkan Teori Struktural melihat keterbelakangan yang terjadi karena kemiskinan yang terdapat di negara Dunia Ketiga yang mengkhususkan diri pada produksi pertanian adalah akibat dari struktur perekonomian dunia yang bersifat eksploitatif, dimana yang kuat melakukan eksploitasi terhadap yang lemah, maka surplus dari negara-negara Dunia Ketiga beralih ke negara-negara industri maju sehingga perdagangan dunia yang bebas justru merupakan wadah untuk praktek eksploitasi ini. Teori ini berpendapat bahwa yang melatarbelakangi keterbelakangan adalah faktor eksternal.

Daftar Pustaka
Budiman, Arief. 1994. Sosiologi Pembangunan. Jakarta: PT. Gramedia Utama