![]() |
kompas.com |
A. Biografi Herbert Spencer
Herbert
Spencer merupakan seorang sosiolog dan filsuf yang lahir di Derbyshire, Inggris
pada tanggal 27 April 1820. Spencer lahir dari pasangan Haerriet dan William
George Spencer yang berprofesi sebagau guru. Ia. Meskipun sempat dekat dengan
Mary Ann Evans namun Herbert Spencer tidak menikah. Spencer lahir pada masa
revolusi Inggris yakni pada abad ke 19. Pada masa itu, pabrik-pabrik tambang
sedang berkembang dengan pesat. Pabrik tersebut berdekatan dengan pemukiman
penduduk sehingga limbahnya berdampak bagi masyarakat. Spencer menjalani
pendidikan di rumah. Dia tidak mempelajari seni dan humaniora, melainkan
mempelajari teknik dan praktis[1].
Sejak
kecil Spencer sudah terbiasa dengan buku-buku ilmu pengetahuan yang
diperkenalkan oleh ayahnya. Ia
diperkenalkan pada pemikiran filosofis lewat keanggotaan ayahnya di Derby
Philosophical Society[2].
Di usianya yang ke-13 tahun, Spencer tinggal bersama pamannya Thomas Spencer
yang kemudian mengajarkannya ilmu matematika, fisika, perdagangan bebas, serta
pemikiran politik libertarian. Tahun 1837, Spencer mulai bekerja sebagai
teknisi sipil sementara dalam proyek rel kereta api yang sedang dibangun
diseluruh wilayah inggris ketika ia berumur 16 tahun. Disinilah ia menghabiskan
waktu luangnya untuk menulis jurnal tentang kritik sosial.
Tahun
1850 diusia 30 tahun, Spencer menyelesaikan karya utamanya yang berjudul social statics, Tiga tahun kemudian
pamannya Thomas Spencer meninggal dunia dan mewariskan harta cukup banyak
kepada Spencer. Berbekal warisan tersebut, Spencer memutuskan untuk berhenti
bekerja dan mencurahkan seluruh kegiatannya untuk menulis[3].
Di
buku pertamanya Social Statics,
diterbitkan tahun 1851 Spencer memperkenalkan konsep survival of the fittest (yang kuatlah yang akan menang). Konsep ini
untuk menggambarkan kekuatan fundamental ilmu biologi menjadi dasar
perkembangan evolusioner. Ia juga mulai memperkenalkan teori evolusi pada
fenomena sosial. Dari buku itulah, peran Spencer dalam ilmu sosiologi dimulai,
ia dikenal menjadi salah satu pelopor structural fungsional bersama Comte dan
Durkheim.
Tahun 1857, dalam esainya yang berjudul Progress: Its Law and Cause, berisi
karya utamanya tentang gagasan evolusi. Tulisan tersebut tidak hanya untuk
masyarakat manusia, tetapi juga untuk hewan dan juga dunia fisik. Spencer mencoba menetapkan bahwa segala
sesuatu di alam bergerak dari yang sederhana ke yang rumit. Ketika pada tahun
1859, Origin of Species Charles
Darwin dirilis, Spencer menerima arahan baru yang tidak terpikirkan tentang
proses seleksi alam untuk menjelaskan evolusi organik[4].
Salah
satu ciri yang paling menarik dari Spencer adalah keengganannya dalam membaca
karya orang lain. Spencer hanya mengandalkan kemurnian intelektual. Karena hal tersebutlah, menjadi penyebab
keruntuhan intelektualnya. Tahun 1902, walaupun tidak menang, Spencer masuk
nominasi penghargaan Nobel untuk Sasta. Dia meninggal pada tahun 1903 di usia
83 tahun. Ia dimakamkan di Highgate Cemetery di dekat George Eliot (asistennya)
dan Karl Marx. Berikut adalah karya besar Herbert Spencer di bidang Sosiologi
dan Filsuf.
Karya Besar Herbert Spencer
B.
Esensi
Teori Herbert Spencer
Herbert Spencer
(1820-1908) adalah seorang sarjana Inggris yang menulis buku pertama berjudul
prinsip-prinsip sosiologi (principles of
sociology) pada tahun 1896. Ia melihat adanya persamaan dengan evolusi
sosial. Spencer menerapkan konsep Charles Darwin survival of the fittes “Yang terkuatlah yang akan menang” terhadap
masyarakat. Ia berpandangan bahwa orang-orang yang kuat dan tangguh akan
memenangkan perjuangan hidup, sedang orang-orang yang malas dan lemah akan
tersisih. Dari pandangan ini kemudian Spencer di kenal sebagai Darwinisme Sosial.
Spencer melihat
ada kesamaan antara cara memandang masyarakat dengan cara memandang organisme
biologis manusia. Menurutnya masyarakat sebagai organisme biologis diartikan sebagai
sesuatu yang selalu tumbuh dan berkembang melalui proses evolusi. Gagasan pertumbuhan
ini memberikan gambaran pertama mengenai transformasi sosial dan menjadi
landasan teori sosiologi maupun pemikiran berdasarkan akal sehat dan sangat
populer hingga kini[5].
Spencer juga berpandangan bahwa masyarakat adalah sebuah organisme.
Singkatnya, bahwa
proses evolusi sosial berlangsung melalui beberapa tahap sebagai berikut[6]:
Proses Evolusi Sosial
Proses evolusi masyarakat bagi Spencer melalui empat
tahap perkembangan, yakni: Pertama, tahap masyarakat sederhana. Dicirikan dengan
masyarakat yang terisolasi, aktivitas seluruh anggotanya serupa, tidak ada
organisasi politik. Kedua, masyarakat saling terkait, dicirikan dengan ada
pembagian kerja antarindividu, pembagian fungsi antar masyarakat, pentingnya hierarki
organisasi politik. Ketiga, masyarakat lebih kompleks, dicirikan dengan adanya wilayah
bersama, memiliki konstitusi dan sistem hukum
permanen. Keempat, peradaban, yang mana terbentuknya negara, bangsa, adanya asosiasi
beberapa negara, yakni sebuah kesatuan sosial yang paling kompleks[7].
Lebih spesifik Spencer menjelaskan bahwa masyarakat
tumbuh karena bertambahnya jumlah individu
dan bersatunya kelompok (perkumpulan) masyarakat. Peningkatan jumlah masyarakat
membawa perubahan struktur sosial yang lebih besar, dapat dibedakan, sekaligus
menciptakan peningkatan perbedaan dan pembagian fungsi yang akan dimainkan. Selain pertumbuhan
ukuran, masyarakat berevolusi melalui percampuran, yaitu dengan semakin banyak
kelompok yang bersatu. Jadi, masyarakat
tumbuh dari masyarakat sederhana, menuju masyarakat yang
rumit dan kompleks.
Setelah kelompok demi kelompok teguh dan kuat dalam
satu pemerintahan, dalam wujud seperti raja,
kekuasaan atau pemerintah
lokal, dan ketua
kelompok kecil. Sehingga dalam waktu
yang bersamaan, muncul pula
pembagian kelas yang
lebih kuat, seperti militer,
pendeta dan budak. Perkembangan ini
memperlihatkan evolusi struktur dan
fungsi yang berbeda dalam
masyarakat yang berskala
besar dan kompleks (civilised nations). Proses sosial ini semakin melahirkan kompleksitas
pada sistem kekuasaan.
Spencer juga menawarkan teori evolusi dari
masyarakat militan menuju masyarakat industri. Masyarakat militan digambarkan
seperti melakukan peperangan dalam rangka
bertahan dan menyerang. Kendati
spencer bersikap kritis terhadap perang, ia merasa bahwa perang berfungsi menyatukan
masyarakat (misalnya melalui penaklukan militer) sehingga secara tidak langsung
mereka solid satu sama lain.
Masyarakat industri bisa dikatakan kurang menyukai
perang dibandingkan dengan masyarakat
militan. Masyarakat industri didasarkan pada ikatan persahabatan, mengutamakan
kepentingan bersama (altruisme), spesialisasi kompleks, pengakuan atas prestasi
daripada karakteristik yang dibawa sejak
lahir. Masyarakat industri disatukan oleh hubungan secara sukarela dan adanya kesamaan
moralitas yang kuat. Peran pemerintah dibatasi
dan difokuskan pada hal-hal yang
tidak boleh dilakukan oleh individu.
Meskipun spencer melihat
adanya evolusi umum yang
bergerak ke arah
masyarakat industri, ia
pun mengakui bahwa mungkin
akan terjadi adanya
regresi periodik yang
mengarah pada peperangan dalam masyarakat industri dan justru
menghambat evolusi lebih
lanjut.
Dari penjelasan
di atas dapat disimpulkan bahwa evolusi sosial menurut Herbert Spencer adalah
serangkaian perubahan sosial dalam masyarakat yang berlangsung dalam waktu
lama, yang berawal dari kelompok suku atau masyarakat yang masih sederhana dan
homogen, kemudian secara bertahap menjadi kelompok suku atau masyarakat yang
lebih maju, dan akhirnya menjadi masyarakat modern yang kompleks.
C.
Implementasi
Teori Herbert Spencer
Dari
perspektif Spencer kita mengetahui dengan jelas bahwa Spencer menganut
pandangan Evolusioner yakni melihat dunia terus bertumbuh semakin baik. Evolusi
naturalistik menjadi dasar Herbert Spencer. Spencer mengasumsikan evolusi sebagai
proses hukum alam dapat dipakai secara universal. Masyarakat yang kuatlah yang
akan bertahan dan tetap hidup dari berbagai bentuk seleksi alam. Selain itu
lembaga sosial yang dibentuk oleh masyarakat, harus seperti tumbuhan dan hewan,
menyesuaikan diri secara progresif dan memberi dampak positif kepada lingkungan
sosialnya[8].
Dalam
evolusi sosial yang paling tampak adalah terjadinya perubahan, baik secara
sosial maupun budaya. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang
terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan terjadi sesuai dengan
hakikat dan sifat dasar manusia yakni selalu ingin mengadakan perubahan. Bisa dikatakan
bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan. Mengingatkan
manusia memiliki kebutuhan yang tidak terbatas maka perubahan tersebut wajar
terjadi.
Evolusi
sosial sangat berbeda dengan evolusi biologi. Hal ini karena, evolusi sosial meliputi upaya disengaja,
revolusi, tuntutan kepentingan dan berbagai alasan. Evolusi sosial terjadi
melalui proses belajar baik yang disadari maupun tidak disadari, berbasis
bahasa maupun kebudayaan yang ada. Dikutid dari Ikadbudi[9], Evolusi
tidak bisa diuji, tetapi bisa diamati dan dipaparkan. Begitupula evolusi sosial
pada masyarakat modern saat ini yang bisa diamati dan dipaparkan. Sebagai
contoh evolusi IPTEK yang mempengaruhi hampir semua lini kehidupan masyarakat
saat ini.
Ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) merupakan hasil pemikiran manusia yang logis.
Dipelajari dalam ilmu pengetahuan dan penerapannya hasil nyata berupa teknologi. IPTEK
diciptakan untuk membantu manusia dalam memecahkan dan mengantisipasi masalah
yang dihadapi manusia. Evolusi IPTEK dapat diamati dari zaman prasejarah. Sejak
dahulu (prasejarah), manusia memiliki pengetahuan berkaitan dengan keadaan alam
yang ada di sekelilingnya. Masa prasejarah, pada masyarakat yang sudah menetap
hidupnya dan bercocok tanam, mereka memiliki pengetahuan yakni mencatat
kalender maupun perbintangan. Muncul pula tokoh-tokoh seperti Socrates,
Aristoteles dan lainnya yang menandai kemajuan berpikir manusia. Pada zaman
pertengahan yang ditandai dengan berkembangan agama di eropa, gereja sempat
tidak mengizinkan masyarakat untuk berpikir kritis. Hal ini menandakan
perkembangan IPTEK tidak mampu bertahan dari seleksi diluar dirinya.
Perkembangan IPTEK
kembali meningkat dan berkembang pesat berkat Renaissance (zaman pencerahan). Mulai dari Leonardo Pisa yang
meneruskan penelitian mengenai ilmu aljabar hingga pengembangan pengetahuan
akan tata surya (Copernicus, Galileo, dan Kepler). Di zaman pencerahan,
ternyata pengetahuan dan teknologi benar-benar melesat karena memprioritaskan
kemampuan akal. Mereka yang sebelumnya terbatas pikirannya karena dogma agama, mulai
lepas dan berpikir sekreatif serta selogis mungkin[10]. Saat
ini, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sudah berkembang begitu pesat dari
masyarakat dahulu. Saat ini sudah ada teknologi informasi dan komunikasi yang
lebih memudahkan manusia dalam berinteraksi. Dari evolusi dibidang IPTEK yang
mana IPTEK berkaitan erat dengan peradapan manusia dalam bidang ilmu
pengetahuan dapat dikatakan bahwa evolusi sosial Herbert Spencer masih relevan
sampai sekarang.
[1] Ritzer, G. 2012. Teori Sosiologi dari Sosiologi Klasik sampai Perkembangan Terakhir Postmodern (terjemahan S. Pasaribu, Rh. Widada, dan E. Adinugraha). Jogjakarta: Pustaka Pelajar, hal 62
[2] Widya Lestari Ningsih. 2022. Biografi Herbert Spencer, Bapak Darwinisme Sosial. Kompas.com. https://www.kompas.com/stori/read/2022/07/28/200000479/biografi-herbert-spencer-bapak-darwinisme-sosial?page=all.
[3]
Hastuti , Diah Retno Dwi
dkk. 2018. Ringkasan Kumpulan Mazhab Teori Sosial (Biografi, Sejarah, Teori,
dan Kritikan). Makasar: CV. Nur Lina. Hal 75.
[4] Hastuti , Diah
Retno Dwi dkk. 2018. ……………………………………. Hal. 76
[5] Syukri Abubakar. 2018. Masyarakat Bima Dalam Teori Menuju Masyarakat Heterogen Herbert Spencer. Artikel [Pdf] Osf.Io
[6] Piotr Sztompka. 2014. Sosiologi Perubahan Sosial. Terj Alimandan cetakan 7. Jakarta: Prenadamedia Group. halm. 119.
[7] Syukri Abubakar.
2018. Masyarakat Bima Dalam Teori Menuju Masyarakat Heterogen Herbert Spencer.
Artikel [Pdf] Osf.Io
[8] Lusi Agustianti. 2017. Teori
Evolusioner Herbert Spencer. Pdf . academia.edu
[10] Yuda Prinada. 2021. Bagaimana
Pertumbuhan dan Perkembangan IPTEK dari Zaman ke Zaman?. Online. https://tirto.id/gbJd. Diakses pada 12 Sptember 2022
Ibu mau tanya, seiring perkembangan teknologi, ada cloning dan bayi tabung. Bagaimana teori ini menyikapi hal tersebut?? Mohon konfirmasinya ibu
ReplyDelete