A.
ESENSI TEORI INTERAKSONAL
SIMBOLIK
Dalam studi sosial, interaksionisme simbolik
dianggap sebagai pendatang baru. Sebagian ahli sosial meragukan kebsahannya
sebagai pisau analisis dan sebagian lagi mengatakan bahwa teori ini telah
berhasil mengkaji perilaku sosial dalam sosiologi. Teori interaksionisme simbolik
berada di bawah payung perspektif fenomenologis. Perspektif fenomenologis
menganggap bahwa kesadaran manusia dan makna subjektif sebagai fokus untuk
memahami tindakan sosial budaya. Artinya subject matter sosiologi adalah
tindakan sosial yang penuh arti (makna) yaitu tindakan individu yang mempunyai
makna atau arti subjektif bagi dirinya dan diarahkan kepada orang lain.
Makna dalam interaksional simbolik sebagai sebuah
konsep komunikasi, mencakup lebih dari pada sekedar penafsiran, atau pemahaman
seorang individu saja. Kekhasan interaksionisme simbolik adalah manusia saling
menterjemahkan dan saling mendefenisikan tindakannnya melalui simbol-simbol
yang muncul untuk memahami maknanya.
Makna merupakan sesuatu yang dipahami individu dari
sesuatu pesan. Pesan tersebut dapat memiliki lebih dari satu makna dan bahkan banyak
makna. Tanpa berbagi makna, individu mengalami kesulitan menggunakan bahasa
yang sama dalam menginterpretasikan suatu kejadian yang sama[1].
Ciri khas manusia dalam berinteraksi adalah
komunikasi atau pertukaran simbol yang diberi makna. Simbol dan makna merupakan
dua entitas yang sama-sama tidak bisa dipisahkan. Simbol dan makna menjadi
penting ketika individu melakukan interaksi dengan individu lainnya. Sehingga
tanpa simbol dan makna akan berdampak pada kebuntuan individu dalam
menyampaikan pesan yang mau disampaikan pada individu lainnya. Dengan demikian,
simbol merupakan media primer dalam proses komunikasi yang dapat berupa:
bahasa, isyarat, warna, dan lain sebagainya.
Makna dalam interaksional simbolik berasal dari
proses interpretasi seseorang terhadap objek di luar dirinya ketika interaksi
sosial sedang berlangsung. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema
berikut:
Gambar 2.1 Skema Interaksionisme Simbolik
Jika individu
menafsirkan makna dari sebuah simbol, berarti ia memikirkan sebagaimana respon
terhadap simbol, sehingga hubungan komunikasi yang terjadi tidak mengalami
kebuntuan.
Sumber:
hetanews.com[2] |
Tanda ini merupakan simbol dan disepakati maknanya berupa larangan parkir. Ketika
melihat rambu (stimulus), Individu menafsikan maknanya dan merespon dengan
tidak parkir di area tersebut. |
B.
TOKOH
-TOKOH TEORI INTERAKSONAL SIMBOLIK
1.
GEORGE HERBERT MEAD
Tokoh
Sosiolog dari Amerika ini memperkenalkan konsep diri: Me (objek) dan I (subjek). “Me”
adalah sosok saya sendiri sebagai mana yang dilihat oleh orang lain. Sedangkan
“I” adalah bagian yang memperhatikan diri saya sendiri. Jika
diri hanya mengandung “Me”, maka diri hanya menjadi agen masyarakat. Fungsi
kita hanyalah memenuhi perkiraan dan harapan orang lain. Jika diri mengadung
“I” maka merujuk pada aspek diri yang aktif dan mengikuti gerak hati[3]. Dalam
hal ini Mead menyebutkan bahwa seseorang dalam membentuk konsep dirinya dilakukan
dengan melihat perspektif orang lain dan melihat dirinya sendiri sebagai objek.
Konsep diri
menurut Mead dipengaruhi oleh orang terdekat (significant others) dan kelompok rujukan (reference group)[4]. Pada
hakikatnya, diri (self) akan terus
menerus menanggapi stimulus dari dalam dan luar diri. Tindakan Diri juga
dipengaruhi oleh hal-hal dari luar seperti aturan, nilai-nilai, norma-norma dan
budaya setempat dimana ia berada.
Sebagai contoh: kita bisa menemukan
konsep diri ketika berada dalam suatu lingkungan masyarakat atau kelompok mikro
yang lebih kecil. Jadi di dalam suatu lingkungan masyarakat, kita akan
mengamati proses-proses sosial yang terjadi. Kemudian kita akan mengambil
sikap-sikap orang lain secara sadar dan kemudian menyesuaikan dengan keadaan
sosial yang ada[5].
Diri dibentuk
dari penilaian, pandangan, dan perasaan individu mengenai dirinya dalam proses
interaksi sosial. Ini membuktikan bahwa diri memiliki kemampuan menanggapi diri
secara sadar. Diri melakukan tindakan tersebut secara tersembunyi maupun terbuka.
Tindakan tersebut merupakan pengalaman individu sendiri sehingga diri menemukan
perhatian, persepsi, imajinasi, emosi, dan lainnya.
2.
CHARLES HORTON COOLEY
Konsep diri menurut
Cooley bahwa seseorang berkembang melalui interaksi dengan orang lain. Cooley
menyebutnya sebagai the looking-glass
self. Konsep the looking glass self
memberikan gambaran bahwa konsep diri terbentuk dari bayangan kembar (diri
individu dalam cermin) yang berasal dari hubungan sosial, kesan diri, yang termanifestasikan
melalui interaksi manusia.
Diri bisa
membayangkan bagaimana ia seharusnya tampil di hadapan orang lain. Diri juga
membayangkan bagaimana penilaian orang lain terhadap penampilannya sehingga ia
dapat mengembangkan perasaan tertentu sebagai akibat dari bayangan diri
terhadap perasaan oran lain. Diri di antara individu-individu lain berinteraksi
dalam suatu kelompok masyarakat, menciptakan simbol[6].
Sumber: writerscafe.org[7]
Bisa dikatakan
konsep the looking glass self, siapa
anda, dan bagaimana anda berpikir tentang diri sendiri, erat kaitannya dengan
penilaiaan orang lain.
3.
HERBERT BLUMER
Herbert
Blumer melanjutkan studi yang telah dilakukan oleh gurunya yakni George Herbert
Mead. Bagi Blumer manusia bertindak bukan hanya karena
faktor eksternal dan internal saja, namun individu juga melakukan self indication atau memberi arti,
menilai, memutuskan untuk bertindak berdasarkan referensi yang mengelilinginya tersebut.
Beberapa penulis menyebutkan bahwa yang menciptakan istilah interaksionisme
simbolik (symbolic interactionism)
adalah Blumer[8].
Pokok pikiran Blumer diantaranya:
Premis
interaksional simbolik menurut Blumer
Bagi Blumer, Esensi masyarakat harus ditemukan
pada diri invididu
dan tindakannya. Masyarakat melakukan tindakan dan kehidupan
kelompok merupakan aktivitas
kompleks yang harus terus berlangsung. Tindakan
yang dilakukan oleh
individu itu tidak hanya bagi dirinya sendiri, tetapi juga
merupakan tindakan bersama, atau oleh Mead disebut tindakan sosial[9].
4.
ERVING GOFFMAN
Bagi goffman
individu tidak hanya bermain peran melainkan individu bergantung pada orang
lain untuk melengkapkan citra diri. Dengan kata lain, diri bukanlah sesuatu
yang dimiliki individu tetapi yang disematkan orang lain kepadanya. Goffman
mengasumsikan bahwa ketika orang-orang berinteraksi, mereka ingin menyajikan
gambaran diri yang akan diterima orang lain.
Goffman menyebutnya
sebagai pengelolaan kesan (impression
management) yaitu cara yang digunakan individu untuk memberi kesan tertentu
dalam situasi tertentu dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu.
Pengelolaan kesan dapat dilihat dari aktivitas atau atribut yang ditampilkan individu seperti,
busana yang dipakai, rumah yang dihuni, cara berjalan dan berbicara, cara
menghabiskan waktu luang, dan pekerjaan yang kita lakukan.
Dalam menampilkan citra diri, individu membagi kehidupan sosialnya menjadi panggung depan dan panggung belakang. Panggung depan memungkinkan individu bergaya atau menampilkan peran formalnya. Sedang panggung belakang menunjukkan tempat dan peristiwa yang memungkinkan individu mempersiapkan perannya di panggung depan. Panggung depan (front stage) ibarat panggung sandiwara yang ditonton banyak orang, sedangkan panggung belakang (back stage) ibarat tempat individu bersantai, mempersiapkan diri, atau berlatih untuk memainkan perannya di panggung depan.
Dari
pandangan interaksional simbolik, dalam berinteraksi manusia juga menggunakan
simbol. Manusia menginterpretasi situasi dengan pikiran (mind). Manusia
menggunakan pikiran untuk menempatkan diri di dalam posisi orang lain agar penggunaan
simbol mempunyai makna sosial yang sama. Dengan demikian manusia mampu
menafsirkan arti dari suatu pikiran dengan tepat. Kemampuan tersebut
diekspresikan melalui bahasa, baik bahasa verbal maupun non-verbal, yang
disebut sebagai simbol. Serupa dengan pikiran manusia, diri (self) juga merupakan suatu proses sadar
yang memiliki beberapa kemampuan yang terus berkembang melalui interaksi dengan
individu lain.
C.
PENGGUNAAN
EMOJI DALAM PESAN WHATSAPP
Seiring berkembangnya teknologi,
komunikasi dan informatika membuat masyarakat menjadi mudah dalam
berkomunikasi. Salah satu yang paling sering kita gunakan adalah emoji. Emoji
biasa digunakan dalam layanan pesan singkat yang berada dalam jangkauan
jaringan internet (daring). Hal itu dapat dibuktikan dengan keadaan di era
mobilisasi atau gadget seperti sekarang ini.
Saat ini kita lebih sering menggunakan
layanan pesan singkat berbasis jaringan dibandingkan dengan sms. Hal tersebut
dibuktikan dengan munculnya beragam aplikasi media sosial dan layanan pesan
instan seperti Whatsapp, Instagram, Facebook, Telegram, Line, Wechat dan
lainnya. Emoji memiliki prinsip utama yaitu untuk mengekspresikan emosi ataupun
perasaan pengguna layanan pesan singkat tersebut untuk menyampaikan pesan
kepada mitra atau penerima pesannya.
Dengan adanya emoji, kita secara tidak
berkomunikasi melalui simbol yang telah kita buat. Kita dan teman interaksi
sepakat dengan arti simbol yang dikirim. Jika emoji yang dikirim tidak kita
pahami artinya maka kita akan mengalami kebuntuan komunikasi. Emoji sering
digunakan dalam bersosial media baik membuat status, berkomentar, maupun
mengirimkan pesan. Tentu dalam hal ini kita harus menggunakan emoji pada
sasaran yang tepat.
Sebagai contoh, seorang siswa menyampaikan emoji kata
“oke” kepada seorang guru. Emoji yang digunakan memiliki makna hormat, memberi
hormat. Tentu ia akan memilih emoji yang pantas dan diterima makna yang sama
oleh gurunya, sehingga maksud emoji juga memiliki makna yang sama.
Contoh
kedua, misalnya kita menggunakan emoji love kepada teman artinya kita
menyayangi teman kita. Beda lagi jika kita menggunakan emoji love kepada
pasangan kita. Atau seseorang menggunakan emoji ketawa artinya untuk
menertawakan hal lucu dalam pesan yang disampaikan.
Dari
contoh ini dapat kita katakana bahwa penggunaan emoji dalam menyampaikan pesan
telah kita mengerti maksudnya. Setiap simbol dari emoji mewakili kita dalam
menyampaikan pesan.
Nahhhh TEMANSOS ada yang sudah tau kah makna emoji yang kalian kirim saat berkomunikasi? Jangan sampai salah menyampaikan emoji, bisa berabe kalau maksudnya beda.
EMOJI |
NAMA EMOJI |
MAKNA |
|
Memeluk
|
Emoji ini sering
diartikan sebagai tanda tepuk tangan. Namun ternyata,
ia merupakan ekspresi ketika kamu memeluk seseorang. |
|
Bersiul |
Menggambarkan
jika kamu sedang menikmati suasana santai. |
|
Senyum
Terbalik |
Menggambarkan
reaksi atas lelucon aneh dan tidak lucu. |
|
Monyet Menutup Mata |
Mengungkapkan
makna bahwa kamu tidak ingin melihat sebuah pesan yang dikirim. Hal ini
seperti ekspresi takut dan seolah tidak ingin melihatnya. |
|
Permohonan Maaf Atau Terima Kasih |
Memiliki arti permohonan maaf atau terima kasih—terutama saat makan—dalam budaya Jepang. |
|
Meneteskan Air Mata |
Terlihat seperti
ekspresi menangis, tetapi sebetulnya mewakilkan perasaan kecewa atau kecil
hati. |
|
Jatuh Cinta |
Makna dari emoji
ini adalah penggambaran kagum akan sesuatu hal, bisa orang, pemandangan, atau
cerita. |
|
Tertawa Terpingkal-Pingkal |
Emoji di disamping bukan menggambarkan perasaan sedih. |
|
Malaikat |
Malaikat menyimbolkan sumber
kebaikan. |
|
Cipratan Keringat |
Gunakan emoji ini
ketika kamu sudah selesai berolahraga atau setelah melakukan aktivitas yang
berkeringat. Akan tetapi,
tidak jarang emoji di atas digunakan untuk mengekspresikan hal ambigu yang
sifatnya ‘jorok’. |
|
Bintang Jatuh |
Ekspresi bahwa kamu sedang
pusing. |
|
Sedang Lelah |
Bermakna bahwa kamu sedang lelah. |
|
Pasrah |
Bermakna kamu sedang pasrah dan ingin menangis. |
|
Mengantuk |
Memiliki arti bahwa kamu sedang mengantuk. |
Menikmati Makanan |
Bila kamu sedang menyantap hidangan enak, maka emoji ini tepat digunakan. |
|
|
Menggerutu |
Menggambarkan
perasaan marah cukup banyak. |
|
Mulut Tertutup Resleting |
Menggambarkan bahwa kamu tak ingin menceritakan informasi rahasia yang sedang diminta. |
Jari Kuncup |
Dikutip dari berbagai sumber, emoji jari terkuncup ternyata menggambarkan ekspresi tangan khas orang Italia. Namun di beberapa negara, emoji ini memiliki banyak arti yang berbeda-beda. |
|
|
Sedang Berpikir |
Dipakai bila kamu sedang berpikir atau mencerna sebuah percakapan atau kamu sedang bingung dalam sebuah chat . |
|
Hampa |
Tak ingin membahas sebuah obrolan karena tidak tahu atau blank? Bermakna jika kamu tak dapat membahas sebuah obrolan karena tak tahu apa-apa. |
|
Bersuka Cita |
Arti emoji yang satu ini tengah bersuka cita atau merayakan hal-hal yang menyenangkan. |
Wajah Meringis |
Menggambarkan
keadaan grogi, canggung, atau rasa gugup. |
|
|
Hubungi Saya, Ya! | Sebuah simbol ketika ada seseorang yang kurang nyaman untuk
berbicara langsung. |
|
Menguap |
Tertarik dengan
sesuatu hal, bosan, tidak mood, atau sedang mengantuk. |
|
Wajah Bersin |
Menunjukkan jika
kamu sedang sakit, mengalami gejala flu, atau dalam kondisi
kedinginan. |
|
Wajah Tengkorak |
Adalah simbol
kematian dalam arti kiasan. Semisal jika ada
kejadian lucu, ekspresi wajah tengkorak bisa menggambarkan kamu tertawa
ngakak sampai mau meninggal. Atau dalam hal lain, ketika kamu mendapat tugas yang sangat berat sehingga terasa mau meninggal karena beban tersebut. |
Hallo TEMANSOS jangan sampai salah
pakai emoji [10]love[11] ya……..
WARNA
EMOJI LOVE |
MAKNA |
|
Dianggap
sebagai dukungan abadi, cinta platonis dan dapat dikirimkan serta diterima
dari siapa saja untuk menunjukkan rasa empati. |
|
Menandakan
rasa solidaritas dan dukungan antar sesama golongan baik warna kulit atau
lainnya. |
|
Makna
kelembutan. Digunakan dalam hubungan keluarga, persahabatan, atau hal romantis
untuk hubungan pertemanan. |
|
Berbasa-basi
memuji orang lain. Emoji warna ini cocok sebagai sapaan kepada orang yang
baru dikenal. |
|
Lambang
cinta yang penuh dengan belas kasih. Simbol hati ini melambangkan kasih
sayang dan kepedulian yang biasanya dapat digunakan pada hari ibu, sebagai
ungkapan perasaan antara orangtua dan anak. |
|
Emoji
ini diartikan sebagai simbol hati yang netral. |
|
Mengekspresikan
kesedihan, dark humor, kondisi tidak sejahtera secara fisik, mental, dan
sosial. |
|
Mengekspresikan
perasaan cinta atau sekadar perasaan menyenangkan dan bersahabat. |
|
Mengekspresikan
rasa sakit yang dirasakan ketika kehilangan seseorang yang dicintai. |
|
Makna
hati yang lebih baru, bersih, sederhana dan suci. Menunjukkan
kebaikan dan kelembutan hati yang ingin kamu berikan kepada si penerima emoji
tersebut. Emoji ini cocok untuk menunjukkan dukungan kepada orang yang
kehilangan (meninggal). |
|
Diartikan
sebagai simbol jantung berdetak. |
Pesan author jangan sampai salah
kirim emoji love ke mantan deh, bisa lain tanggapannya nanti.
[1]
Elbadiansyah, Umiarso.
2014. Interaksionisme Simbolik dari Era
Klasik Hingga Modern. Jakarta : Rajawali Pers. Hal 188
[2] Tom. 2018. Ada rambu Dilarang Parkir, Tapi Tetap Kutip Parkir dan Pakai Karcis Lagi. Online. https://www.hetanews.com/article/122573/ada-rambu-dilarang-parkir-tapi-tetap-kutip-parkir-dan-pakai-karcis-lagi
[3]
Anonim.
Interaksionalisme Simbolik George Herbert Mead. Online. http://digilib.uinsby.ac.id/4483/2/Bab%202.pdf
hal. 39. (diakses pada 8 Oktober 2022)
[4] R Ratnawati. 2018. Tinjauan
pustaka. Universitas Islam Riau. Repository.
https://repository.uir.ac.id/3528/5/bab2.pdf
[5] Rizki Muhammad Iqbal. 2020.
Mengenal Konsep Diri dari George Herbert Mead. Online. Kompasiana.com. https://www.kompasiana.com/rizki44886/5f9a7992c26b7770c812b0e2/mengenal-konsep-diri-dari-george-herbert-mead
[6]
Laksmi. Teori
Interaksionisme Simbolik dalam Kajian Ilmu Perpustakaan dan Informasi.
PUSTABIBLIA: Journal of Library and Information Science. Volume 1, Number 1,
December 2017. Hal 125
[7] Sofia Kioroglou. 2017. "The looking-glass self" by Sofia Kioroglou. online. https://www.writerscafe.org/writing/Sophie_Kioroglou/1981667/ (diakses pada 8 Oktober 2022).
[8] Redaksi. 2022. Teori Interaksionisme Simbolik Herbert Blumer : Profil, Perspektif, Contohnya. Online. https://www.sosiologi.info/2022/02/teori-interaksionisme-simbolik-herbert-blumer-profil-perspektif-contohnya.html (diakses pada 8 oktober 2022)
[9] Derung. Teresia Noiman. 2017. Interaksionisme Simbolik dalam Kehidupan Bermasyarakat. Jurnal Sapa Volume 2 Nomor 1 (2017). Hal. 127
[10] Lukita Wardani. 2021. 10 Arti Emoticon Love atau Hati Sesuai Warnanya. detik.com. https://wolipop.detik.com/love/d-5532594/10-arti-emoticon-love-atau-hati-sesuai-warnanya. (diakses pada 12 Oktober 2022)
[11] Conney Stephanie. 2021. Arti Emoji Love Putih, Hitam, Biru, dan Warna-warna Lainnya. Kompas.com. https://tekno.kompas.com/read/2021/09/30/09330057/arti-emoji-love-putih-hitam-biru-dan-warna-warna-lainnya?page=3 (diakses pada 12 Oktober 2022)