Saturday, May 7, 2016

PERANG DUNIA II

PERANG DUNIA II

PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang
Perang Dunia II adalah konflik militer global yang terjadi pada 1 September 1939 sampai 2 September 1945 yang melibatkan sebagian besar negara di dunia, termasuk semua kekuatan-kekuatan besar yang dibagi menjadi dua aliansi militer yang berlawanan: Sekutu dan Poros. Perang ini merupakan perang terbesar sepanjang sejarah dengan lebih dari 100 juta personil. Dalam keadaan "perang total," pihak yang terlibat mengerahkan seluruh bidang ekonomi, industri, dan kemampuan ilmiah untuk melayani usaha perang, menghapus perbedaan antara sipil dan sumber-sumber militer. Lebih dari tujuh puluh juta orang, mayoritas warga sipil, tewas. Hal ini menjadikan Perang Dunia II sebagai konflik paling mematikan dalam sejarah manusia.
Terjadinya Perang Dunia II secara tidak langsung berpengaruh terhadap kehidupan politik dan pergerakan kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1942 Jepang berhasil mengalahkan Belanda, maka posisi Belanda Indonesia diambil alih oleh Jepang.  Berdasarkan latar belakang di atas maka dalam makalah ini akan dibahas  mengenai perang dunia dua.

B.            Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, masalah umum dalam makalah ini adalah “perang dunia dua”. Dari masalah umum tersebut kemudian dirumuskan sub masalah sebagai berikut:
1.      Apakah penyebab terjadinya perang dunia II?
2.      Bagaimana dampak perang dunia II?
3.      Bagaimana penyelesaian perang dunia II?

C.           Maksud dan Tujuan Penulisan
Maksud dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah sosiologi konflik dengan tujuan sebagai berikut:
1.             Untuk mengidentifikasi dan mengetahui penyebab terjadinya perang dunia II.
2.             Untuk mengidentifikasi dan mengetahui bagaimana dampak perang dunia II.
3.             Untuk mengidentifikasi dan mengetahui penyelesaian perang dunia II.

D.           Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat  baik yang bersifat teoritis maupun yang bersifat praktis diantaranya:
1.             Teoritis
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan studi perbandingan dalam upaya pembuatan makalah atau penelitian selanjutnya yang dianggap relevan, terutama terkait dengan perang dunia II.
2.             Praktis
Makalah ini diharapkan dapat menambah referensi dan pengetahuan tentang perang dunia II bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

PEMBAHASAN

A.           Penyebab terjadinya perang dunia II
Menurut Cahyo (2013: 34) keadaan damai di Benua Eropa pasca Perang Dunia I hanya berlansung tidak lebih dari 15 tahun. Pada periode 1930-an keadaan politik dunia kembali memanas menyerupai kondisi politik pada 1900-1912, sebelum meletusnya Perang Dunia I. Maka negara-negara yang pernah terlibat dalam Perang Dunia I segera mempersiapkan diri untuk menghadapi perang yang mungkin terjadi yang lebih dahsyat dari perang yang sebelumnya.
Politik revanche ildea (semangat membalas) terus dikembangkan dan dihembuskan oleh negara-negara yang kalah dalam Perang Dunia I. Selain itu munculnya negara fasis (totaliter), seperti Jerman, Italia, dan Jepang merupakan salah satu penyebab meletusnya Perang Dunia II. Oleh karena itu banyak orang mengatakan bahwa Perang Dunia II merupakan kelanjutan dari Perang Dunia I (dalam Cahyo, 2013: 34). Pada hakikatnya, latar belakang Perang Dunia II sama dengan Perang Dunia I, yakni terbagi atas sebab umum dan sebab khusus. Sebab umum melatarbelakangi berkecemuknya politik dunia pasca Perang Dunia I.
1.             Sebab Umum
a)            Kegagalan Liga Bangsa-Bangsa (LBB)
LBB yang diharapkan dapat menjadi suatu lembaga yang dapat menciptakan perdamaian dunia, ternyata tidak menjalankan peranannya dengan baik. Seperti pada 1935, ketika Italia melakukan agresi terhadap Ethiopia. LBB tidak dapat mncegah agresi itu. Oleh karena itu, dalam waktu satu tahun, Italia dapat menguasai Ethiopia.
b)            Perlombaan Senjata
Industri angkatan perang berkembang dengan pesat karena mendapat dukungan dari keuangan negara. Sebagian besar anggaran belanja negara ditujukan untuk bidang industri agar dapat membangun kembali industri yang telah hancur pada masa Perang Dunia I.
Masing-masing negara berusaha saling mengungguli lawan-lawan mereka dengan melengkapi persenjataannya. Curiga mencurigai diantara sesama negara Eropa sering muncul sehingga menyebabkan masing-masing negara mempersiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan adanya serangan dari negara-negara lain atau untuk menyerang negara lain.
c)             Persekutuan dan Pertentangan Paham
Berkembangnya berbagai paham setelah Perang Dunia I telah menjadikan negara-negara Eropa membentuk persekutuan-persekutuan berdasarkan kepentingan ideologi yang berkembang di negara masing-masing. Menjelang Perang Dunia II, terdapat tiga paham yang saling bertentangan, yaitu sebagai berikut:
(1)          Paham Komunis yang dipimpin Rusia (Blok Komunis).
(2)          Paham Fasis Totaliter dipimpin Jerman dan Italia (Blok Fasis).
(3)      Paham Demokrasi dan Liberalisme yang dipimpin Amerika Serikat, Inggris dan Perancis (Blok Demokrasi).
Terjadinya blok-blok ini sebagai akibat dari timbulnya politik mencari kawan yang sepaham dan seperjuangan (aliansi). Dari sinilah, mulai timbul saling mencurigai antara satu negara (besar) dan negara (besar) lainnya. Dunia Barat, termasuk Italia dan Jerman mulai mencurigai komunisme Rusia. Selanjtnya, Rusia san Sekutunya mencurigai gerakan fasisme di Italia dan naziisme yang berkembang pesat di Jerman. Ketegangan di antara negara-negara tersebut mulai menghangat dan masing-masing pihak memperkuat dan mencari dukungan dari negara lain.
2.             Sebab Khusus
Menurut Cahyo (2013:37) sebab khusus yang memicu meletusnya Perang Dunia II adalah serangan Jerman atas Polandia pada 1 Septemer 1939. Serangan yang dilancarkan Jerman ini telah mengawali pertempuran dunia di front Eropa. Sedangkan sebab khusus yang mengawali Perang Dunia II di kawasan Asia Pasifik adalah pemboman pangkalan angkatan laut Amerika Serikat di Pearl Harbour, Hawaii oleh Jepang pada 7 Desember 1941. Pemboman ini telah mengawali berkobarnya Perang Pasifik atau Perang Asia Timur Raya.

B.            Dampak perang dunia II
1.             Dampak Bagi Dunia
a)            Bidang politik
Akibat yang muncul di bidang politik setelah Perang Dunia II berakhir sebagai berikut:
1)             Amerika Serikat dan Rusia (Uni Soviet) sebagai pemenang dalam Perang Dunia II tumbuh menjadi negara raksasa (adikuasa).
2)             Terjadinya perebutan pengaruh antara Amerika Serikat dan Uni Soviet yang menimbulkan Perang Dingin. Jika keduanya berimbang terjadi keseimbangan kekuatan (Balance of Power Policy), walaupun perdamaian diliputi ketakutan.
3)             Nasionalisme di Asia berkobar dan timbul negara-negara merdeka seperti Indonesia (17 Agustus 1945), Filipina (4 Juli 1946), India dan Pakistan Dominion (15 Agustus 1947) dan India merdeka penuh 26 Januari 1950, Birma (4 Januari 1948), dan Ceylon (dominion 4 Februari 1948).
4)             Munculnya politik mencari kawan atau aliansi yang dibentuk berdasarkan kepentingan keamanan bersama, misalnya NATO, METO, dan SEATO.
5)             Munculnya politik memecah belah negara, misalnya:
(a)           Jerman dibagi menjadi dua negara, yaitu Jerman Barat dan Jerman Timur.
(b)          Korea dibagi menjadi dua negara, yaitu Korea Selatan dan Korea Utara.
(c)           Indo-Cina dibagi menjadi tiga negara, yaitu Laos, Kamboja, dan Indo-Cina.
(d)          India dibagi menjadi dua negara, yaitu India dan Pakistan.

b)            Bidang ekonomi
Perang Dunia II menghancurkan perekonomian negara-negara di dunia kecuali Amerika Serikat. Amerika Serikat menjadi pusat kekayaan dan kreditur dari seluruh dunia. Untuk menanamkan pengaruhnya di negara-negara Eropa dan yang lain, Amerika Serikat melaksanakan program. Misalnya Truman Doctrine (1947), Marshall Plan (1947), Point Four Truman dan Colombo Plan. Program-program ini merupakan usaha untuk membendung berkembangnya komunisme.
c)             Bidang sosial
Untuk membantu penduduk yang menderita akibat korban Perang Dunia II PBB membentuk UNRRA (United Nations Relief Rehabilitation Administration). Tugas UNRRA di antaranya sebagai berikut.
(1)          Memberi makan kepada orang-orang yang terlantar.
(2)          Mendirikan rumah sakit.
(3)          Mengurus pengungsi dan menyatukan dengan keluarganya.
(4)          Mengerjakan kembali tanah yang rusak.

d)            Bidang kerohanian
Setiap manusia menginginkan perdamaian. Berbagai upaya dilakukan agar tercipta perdamaian dengan membentuk lembaga perdamaian. Penderitaan yang ditimbulkan akibat Perang Dunia II menyadarkan manusia akan akibat buruk perang. Penduduk dunia menyadari perlunya lembaga yang dapat menjaga perdamaian dunia setelah Liga Bangsa-Bangsa dibubarkan. Pada tanggal 24 Oktober 1945 didirikan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau United Nations Organization (UNO). Lembaga ini diharapkan dapat menjaga perdamaian dunia.

2.             Dampak Bagi Indonesia
Politik imperialisme Jepang di Indonesia berorientasi pada eksploitasi sumber daya alam dan manusia. Jepang melakukan eksploitasi sampai tingkat pedesaan. Dengan berbagai cara, Jepang menguras kekayaan alam dan tenaga rakyat melalui janji-janji maupun kekerasan. Pendudukan Jepang telah mengakibatkan berbagai perubahan pada masyarakat pedesaan Indonesia, khususnya Jawa. kebijakan-kebijakan Jepang mengakibatkan terjadinya berbagai perubahan dalam kehidupan masyarakat, yaitu:
a)             Aspek Politik Pemerintahan. Dalam bidang pemerintah terjadi perubahan dari pemerintahan sipil ke pemerintahan militer, jabatan Gubernur Jenderal diganti dengan Panglima Tentara Jepang. Untuk memperlancar proses eksploitasi di pedesaan dan mengontrol rakyat, Jepang membentuk tonarigumi (Rukun Tetangga). Tujuannya adalah untuk meningkatkan pengawasan terhadap penduduk. Akibat dibentuknya tonarigumi, peran dan fungsi lembaga politik tradisional memudar.
b)            Aspek Sosial Ekonomi. Pada masa Jepang, juga diberlakukan politik penyerahan padi secara paksa. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi para tentara. Akibat penyerahan padi itu antara lain angka kematian meningkat, tingkat kesehatan masyarakat menurun, kelangkaan bahan pangan, dan kesejahteraan sosial sangat buruk. Mobilitas sosial masyarakat cukup tinggi. Golongan pemuda, pelajar, dan tokoh masyarakat mengalami peningkatan status sosial. Hal ini disebabkan mereka bergabung dalam organisasi bentukan Jepang. Selain itu juga duduk dalam pemerintahan.
c)             Aspek Mentalitas Masyarakat. Pulau Jawa memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak. Melihat hal tersebut, Jepang memanfaatkannya sebagai tenaga kerja. Masyarakat pedesaan dipaksa menjadi romusha. Para romusha harus membuat pabrik senjata, benteng pertahanan, dan jalan. Mereka. Tidak hanya bekerja di Indonesia tetapi juga dikirim ke luar negeri. Para romusha sangat menderita dan tidak dapat upah dan makanan. Mereka masih menerima perlakuan yang kejam dari Jepang. Hal ini menimbulkan ketakutan pada masyarakat yang harus menyerahkan warganya untuk menjadi romusha.
Perang Dunia II juga berpengaruh bagi Indonesia dalam mencapai kemerdekaan. Setelah Jepang kalah menyerah kepada Sekutu tanggal 14 Agustus 1945, Indonesia dalam keadaan “vacuum of power” (kekosongan kekuasaan). Jepang sudah menyerah berarti tidak mempunyai hak memerintah Indonesia, sementara Sekutu, saat itu belum datang. Kondisi ini kemudian dimanfaatkan bangsa Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaan.

C.           Penyelesaian perang dunia II
1.             Konferensi
Beberapa konferensi yang diselenggarakan selama Perang Dunia II tentang strategi pertempuran ataupun perdamaian dunia, antara lain sebagai berikut:
a)             Konferensi Atlantik
Konferensi Atlantik diselenggarakan pada tanggal 14 Agustus 1941 antara Franklin Delano Roosevelt (Presiden Amerika Serikat) dan Winston Churcill (Perdana Menteri Inggris). Konferensi Atlantik menghasilkan piagam perdamaian yang disebut Piagam Atlantik (Atlantik Charter). Piagam Atlantik sebagai fondasi berdirinya PBB.
b)            Konferensi Casablanca
Konferensi Casablanca diselenggarakan pada bulan Januari 1943 antara Franklin Delano Roosevelt dan Winston Churcill. Konferensi itu membahas perencanaan penyerbuan tentara Sekutu ke Eropa guna mengalahkan tentara blok Sentral (Poros atau blok Jerman).
c)             Konferensi Moskow
Konferensi Moskow diselenggarakan pada bulan Oktober 1943 yang dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Rusia (Vyacheslav Mikhailovich Molotov), Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (Cordel Hull), dan Menteri Luar Negeri Inggris (Anthony Eden). Konferensi itu membahas tentang rencana pembentukan organisasi internasional yang menjamin perdamaian.
d)            Konferensi Kairo
Konferensi Kairo diselenggarakan pada bulan November 1943 antara Franklin Delano Roosevelt, Winston Churcill, dan Chiang Kai-shek (Cina). Konferensi itu memutuskan bahwa mereka akan menggempur Jepang sampai menyerah.
e)             Konferensi Teheran
Konferensi Teheran diselenggarakan pada Desember 1943 yang dihadiri Josep Stalin, Franklin Delano Roosevelt, dan Winston Churcill. Pada prinsipnya konferensi itu mendukung keputusan Konferensi Kairo dan bertekad melanjutkan kerja sama meskipun perang telah berakhir.
f)             Konferensi Yalta
Konferensi Yalta diselenggarakan pada bulan Februari 1945 antara Josep Stalin, Franklin Delano Roosevelt, dan Winston Churcill. Konferensi berhasil mengambil keputusan, antara lain:
(1)          penyerahan Jerman tanpa syarat.
(2)          pembentukan organisasi internasional yang menjamin perdamaian dunia.
(3)          perencanaan penyelenggaraan konferensi di San Fransisco pada tanggal 25 April 1945.

2.             Perjanjian-Perjanjian Pasca–Perang Dunia II
a)            Perjanjian Sekutu–Jerman
Jerman merupakan salah satu negara “Pact Poros” yang hancur dalam PD II dan telah menyerah kepada sekutu pada tanggal 7 Mei 1945. AS,Uni Soviet, dan Inggris membicarakan tentang pembagian Jerman, denazifikasi dan demiliterisasi Jerman. Perjanjian Sekutu–Jerman ditentukan oleh Harry S. Truman (Presiden Amerika Serikat), Josep Stalin (Presiden Uni Soviet), dan Clement Richard Attlee (Perdana Menteri Inggris) dalam Konferensi Postdam (2 Agustus 1945). Konferensi Postdam berisi, antara lain sebagai berikut.
(1)      Jerman yang dikuasai oleh empat negara Sekutu dibagi dua, yaitu Jerman Timur dan Jerman Barat. Jerman Timur, 1 zona dikuasai oleh Uni Soviet, sedangkan Jerman Barat, 3 zona dikuasai oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis.
(2)         Kota Berlin yang terletak di tengah daerah pendudukan Uni Soviet juga dibagi dua. Berlin Timur diduduki oleh Uni Soviet dan Berlin Barat dikuasai oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis.
(3)         Wilayah Danziq dan daerah Jerman di sebelah timur Sungai Oder dan Niesse diberikan kepada Polandia.
(4)          Demiliterisasi bagi Jerman.
(5)          Penjahat perang harus dihukum.
(6)          Jerman harus membayar kerugian perang.

b)            Perjanjian Sekutu–Jepang
Perjanjian Sekutu–Jepang dilakukan di San Fransisco pada tahun 1945. Perjanjian tersebut berisi, sebagai berikut:
(1)         Kepulauan Jepang diperintah oleh tentara pendudukan Amerika Serikat (untuk sementara).
(2)   Kepulauan Kuril dan Sakhalin Selatan diserahkan kepada Uni Soviet, sedangkan Manchuria dan Taiwan diserahkan kepada Cina. Kepulauan Jepang di Pasifik diserahkan kepada Amerika Serikat. Korea akan dimerdekakan dan untuk sementara waktu dibagi dua wilayah pendudukan dengan batas 38° lintang utara. Di bagian utara diduduki Uni Soviet, sedangkan di selatan dikuasai oleh Amerika Serikat.
(3)          Penjahat perang harus dihukum.
(4)          Jepang harus membayar ganti rugi perang.

c)             Perjanjian Sekutu dengan Negara Lainnya
Selain mengadakan perjanjian dengan Jerman dan Jepang, sekutu juga mengadakan perjanjian dengan negara-negara lain yang kalah berperang dalam Perang Dunia II.
1)   Perjanjian Sekutu–Italia dilaksanakan di Paris pada tahun 1945 dengan keputusan antara lain sebagai berikut:
(a)           Wilayah Italia diperkecil.
(b)          Triastie menjadi negara merdeka di bawah perwalian PBB.
(c)           Abbesynia dan Albania memperoleh kemerdekaannya kembali.
(d)          Semua jajahan Italia dan Afrika Utara dikuasai Inggris.
(e)           Italia harus membayar ganti rugi akibat perang yang ditimbulkannya.

2)       Perjanjian Sekutu–Austria dilaksanakan di Austria pada tahun 1945 dengan keputusan antara lain sebagai berikut:
(a)         Kota Wina dibagi menjadi empat wilayah pendudukan dan dikuasai oleh Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Uni Soviet.
(b)         Persyaratan lain menyusul karena belum ada keputusan dan persetujuan dari keempat negara pemenang Perang Dunia II di Wina.

3)   Perjanjian Sekutu dengan Hongaria, Rumania, Bulgaria, dan Finlandia ditentukan di Paris tahun 1945 dengan beberapa keputusan yang pada intinya sama, yaitu:
(a)           Setiap negara wilayahnya diperkecil.
(b)          Setiap negara harus mengganti biaya perang.


PENUTUP
A.           KESIMPULAN
1.           Penyebab terjadinya perang dunia II adalah Politik revanche ildea (semangat membalas) yang terus dikembangkan dan dihembuskan oleh negara-negara yang kalah dalam Perang Dunia I. Selain itu munculnya negara fasis (totaliter), seperti Jerman, Italia, dan Jepang merupakan salah satu penyebab meletusnya Perang Dunia II. Oleh karena itu banyak orang mengatakan bahwa Perang Dunia II merupakan kelanjutan dari Perang Dunia I
2.    Dampak dari perang dunia II secara keseluruhan dapat dilihat dalam bidang politik, ekonomi, sosial dan kerohanian. Sedangkan bagi Indonesia dampak dari perang dunia dua dapat dilihat dari aspek politik pemerintahan, sosial ekonomi dan mentalitas masyarakat.
3.             Penyelesaian perang dunia II dilakukan dengan dua cara yaitu konferensi dan perjanjian.

B.            SARAN
Setelah kita memahami berbagai akibat dari Perang Dunia II, kita menjadi sadar bahwa meskipun masyarakat pada waktu itu termasuk masyarakat Indonesia menderita dalam banyak aspek kehidupan, kita juga menyadari bahwa secara tidak langsung Perang Dunia II telah membuka peluang Indonesia pada kemerdekaannya. 

DAFTAR PUSTAKA

Cahyo, agus. (2013). Pembantaian-Pembantaian Mengerikan Dalam Perang Dunia I & II. Cetakan ke-1. Jogyakarta: Palapa